Postingan

Menampilkan postingan dari April, 2017

Presentasi Kelomopok 2 dan 3

KELOMPOK 2 RESOURCHES PARTISIONING             Pembagian sumber makanan atau yang lainnya dapat terjadi karena suatu makhluk hidup dapat hidup berdampingan dan memiliki sumber makanan yang sama. Contohnya kadal yang memiliki empat zona, yaitu pada ujung pohon, tengah, bawah dan di pohon yang lain. Pada setiap zona memiliki suhu dan jenis makanan yang berbeda. DETECTING INTERSPESIFIC COMPETITION             Contohnya pada plot A terdapat lubang tikus yang kecil dan plot B terdapat lubang tikus yang besar. Sehingga lubang kecil pada plot A dapat dimasuki dan dijadikan tempat tinggal oleh rodentia lain, sehingga tikus tidak memiliki tempat berlindung jumlahnya menurun. Sedangkan pada plot B tikus tetap jumlahnya karena tidak ada rodentia lain yang menempati lubangnya. KELOMPOK 3 PREDASI             Predasi merupakan proses makan memakan. Organisme yang tidak memiliki tempat berlindung akan terus menerus dimakan oleh predatornya, sehingga lama kelamaan organism tersebu

Ekologi Populasi

Ekologi Populasi Populas iekologi mempelajari populasi dari suatu organism pada lingkungannya, yaitu populasi yang bersifat dinamis. Ekologi populasi berhubungan dengan densitas, disperse dan dispersal yang telah dijelaskan pada chapter INTERSPECIES RELATIONSHIP. Terdapat beberapa teknik dalam menghitung populasi suatuhewan. Pertama dengan teknik total atau sampling. Dapat dilakukan secara langsung dan tidak langsung. Secara tidak langsung dengan menggunakan factor sarang, jarak, dll. Selain itu ada teknik capture and recapture . Dengan menandai hewan yang tertangkap. Kemudian melepaskannya kembali. Dan setekah sekian waktu, dilakukan penangkapan kembali. Dan dihitung dengan memperhatikan jumlah hewan yang tertandai. Dapat dihitung dengan rumus : N = sn/x Dalam suatu generasi juga dapat terjadi overlap generation, yang berhubungan dengan age structure dan sex ratio. Age structure dilihat dari jumlah relative umur dalam suatu generasi. Dapat digunakan piramida umur. Pada u

Macam – Macam Faktor Pembatas

Macam – Macam Faktor Pembatas Dengan mengetahui faktor pembatas (limiting factor) suatu organisme dalam suatu ekosistem maka dapat diantisipasi kondisi-kondisi di mana organisme tidak dapat bertahan hidup. Umumnya suatu organisme yang mempunyai kemampuan untuk melewati atau melampaui faktor pembatasnya maka ia memiliki toleransi yang besar dan kisaran geografi penyebaran yang luas pula. Sebaliknya jika organisme tersebut tidak mampu melewatinya maka ia memiliki toleransi yang sempit dan memiliki kisaran geografi penyebaran yang sempit pula. Tidak sedikit didapati pula bahwa ada organisme tertentu yang tidak hanya beradaptasi dengan faktor pembatas lingkungan fisik saja, tetapi mereka bisa memanfaatkan periodisitas alami untuk mengatur dan memprogram kehidupannya guna mengambil keuntungan dari keadaan tersebut. Faktor pembatas dapat dibagi menjadi beberapa macam, yaitu : 1.       Faktor pembatas fisik Faktor pembatas fisik bagi suatu organisme kita kenal secara luas di antar

Energy And Nutrient Relations

ENERGY AND NUTRIENT RELATIONS             Energi digunakan untuk melakukan aktivitas, sedangkan nutrisi berguna untuk daya hidup. Terdapat 3 jenis tanaman yaitu, 1.       Tanaman C3 Sebagian besar tumbuhan di bumi merupakan tipe C3, dengan contoh yang paling umum adalah padi, gandum, dan kedelai. Disebut tumbuhan C3 karena enzim rubisco akan menangkap CO2 dan menggabungkannya dengan ribulosa bifosfat menjadi 3-fosfogliserat yang merupakan molekul berkarbon 3. Molekul berkarbon 3 ini selanjutnya akan menjalani serangkaian proses siklus calvin dan melepaskan glukosa sebagai hasilnya. Pada siang hari tumbuhan C3 akan menutup sebagian stomata untuk mengurangi penguapan. Akibatnya konsentrasi CO2 di dalam jaringan akan berkurang dan konsentrasi O2 hasil fotosintesis akan meningkat. Hal ini akan memicu terjadinya fotorespirasi yang kurang menguntungkan bagi tumbuhan. Fotorespirasi akan mengikat O2 untuk diolah untuk menghasilkan CO2 namun dengan menggunakan ATP yang justru membu

Leibig’s Law of The Minimum And Shelford Law of Tolerance

Leibig’s Law of The Minimum And Shelford Law of Tolerance 1.       Leibig’s Law of The Minimum Berikut bunyi h u kum minimum Liebig : “ Untuk dapat bertahan dan hidup dalam keadaan tertentu, suatu organisme harus memiliki bahan-bahan yang penting diperlukan untuk pertumbuhan dan perkembangbiakan, keperluan-keperluan dasar ini bervariasi antara jenis dan dengan keadaan”. Maksudnya, di bawah keadaan-keadaan mantap bahan yang penting yang tersedia dalam jumlah paling dekat mendekati minimum yang genting yang diperlukan akan cenderung merupakan pembatas. Namun, hukum minimum ini kurang dapat diterapkan di bawah keadaan sementara apabila jumlah, pengaruhnya dari bahan sangat cepat berubah.  Liebig menyatakan bahwa jumlah bahan utama yang dibutuhkan apabila mendekati keadaan minimum kritis cenderung menjadi pembatas. 2.       Shelford Law of Tolerance Hukum toleransi Shelford menyatakan : “ Kehadiran dan keberhasilan suatu organisme tergantung kepada lengkapnya komple