Chapter 7
PENURUNAN LAJU
METABOLISME
Burung
Kolibri adalah burung kecil yang bergantung pada nectar dan serangga untuk
mengatur metabolisme yang tinggi dan suhu tubuh sekitar 39o. Ketika makanan
berlimpah, mereka mempertahankan kondisi tersebut sepanjang siang dan malam.
Walaupun begitu, keika makanan langka dan suhu pada malam hari dingin, kolibri
dapat memasuki fase torpor. Torpor adalah fase dimana metabolisme dan suhu
tubuh rendah. Selama torpor, suhu tubuh kolibri sekitar 12-17o C. karena suhu
rendah tersebut adalah akibat dari rendahnya metabolisme, kolibri saat torpor
menyimpan banyak energy, hingga 90%.
William
Calder memulai penelitian tentang mencari situasi dimana kolibri melakukan
torpor. Dia memiliki 2 hipotesis, hipotesis yang pertama yaitu kolibri melakukan
torpor secara teratur pada setiap malam, dan hipotesis kedua yaitu kolibri
melakukan torpor pada saat kekurangan makanan.
Kolibri
liar sangat sulit diikuti, lalu bagaimana Calder menentukan bahwa mereka
melakukan torpor pada malam hari ? Dengan mengukur berat mereka sebelum mereka
tidur dan saat mereka baru bangun, sehingga dapat diestimasi berapa besar
metabolisme yang dilakukan sepanjang malam. Kolibri saat torpor melepaskan
lebih sedikit berat tubuh.
Calder
mengamati kolibri dan tidak mendukung hipotesisnya yang kedua. Ukuran dari
kolibri menunjukkan bahwa umumnya kolibri melepaskan 15 kali berat tubuhnya
unuk memenuhi kebutuhan energy saat torpor. Jadi jelas bahwa kolibri umumnya
mengalami pningkatan metabolisme pada malam hari dan melakukan torpor
kadang-kadang. Calder menemukan bahwa kolibri melakukan torpor hanya pada dua
keadaan, yaitu (1) ketika mereka tiba pada masa kawin pada musim dingin sebelum
bunga bermekaran, (2) ketika asupan makanan mereka menurun akibat dari
menurunnya produksi mektar oleh tanaman atau badai yang mengganggu.
Ketika
kolibri dapat melakukan torpor selama beberapa jam pada malam hari, makhluk
hidup lain dapat melakukannya hingga beberapa bulan. Peristiwa ini terjadi pada
musim dingin dan disebut hibernasi. Dan jika terjadi pada musim panas disebut
dengan estivasi. Metabolisme hewan-hewan tersebut menurun saat melakukan
torpor. Penurunan metabolisme tubuh tersebut untuk bertahan pada musim-musim
tersebut karena ketersediaan makanan kurang.
HIBERNASI OLEH
SPESIES TROPIS
Lemur ini aktif selama 5 bulan, dan
berhibernasi selama 7 bulan. Ekor dari lemur tersebut digunakan untuk menyimpan
lemak sebagai energy yang akan digunakan selama hibernasi. Mengapa lemur
tersebut berhibernasi ? karena ketika musim hujan, hutan kering tropis
memproduksi banyak buah dan bunga untuk dimakan oleh lemur. Tetapi pada musim
kering, makanan menjadi langka.
Suhu tubuh dari lemur tersebut
bervariasi saat hibernasi, sekitar 18-31oC. Dengan mengurangi suhu tubuh, lemur
menyimpan energy saat kondisi makanan langka. Sebagai jawaban akan kebutuhan
energy yang lebih rendah, lemur menyimpan lemak pada ekor dan bagian tubuh
lainnya. Lemak simpanan tersebut akan habis digunakan untuk berhibernasi selama
7 bulan. Berat badan lemur selama hibernasi berkurang sekitar 34% dan berat
ekornya berkurang 58%.
Dari studi dapat dilihat bahwa
hibernasi oleh spesies tropis dilakukan oleh hewan homeoterm untuk memiliki
suplai energy yang cukup untuk mengatur suhu tubuh mereka agar tetap stabil.
Peristiwa ini juga terjadi sedemikian rupa pada habitat yang dingin.
KEPUNAHAN LOCAL DARI SIPUT TANAH DI PERKOTAAN PANAS
Suatu saat, peneliti menemukan
bahwa spesies Arianta asburtorum dari
siput tanah tidak ditemukan pada beberapa sudut kota. Siput tersebut biasa
hidup di padang rumput, hutan, tempat lembab dan habitat vegetasi lainnya di
barat laut dan Eropa tengah. Kematangan seksual dari siput ini terjadi pada
umur 2 – 4 tahun dan dapat hidup hingga 14 tahun. Diameter cangkangnya sekitar
16-20 mm dan bersifat hermafrodit. Siput ini dapat memproduksi telur hingga
20-80 telur setiap tahun. Mereka meletakkan telurnya pada lumut, tanah, dll.
Telur akan menetas sekitar 2-4 minggu, tergantung dari temperature lingkungan.
Peneliti tahu bahwa waktu terbaik
untuk mencari siput ini adalah setelah terjadi hujan badai, dimana 70% dari
populasi siput dewasa aktif. Hasil survey menunjukkan bahwa siput tidak muncul.
Siput tersebut tidak ditemukan pada 13 area dari 29 area survey. 11 dari area
tersebut adalah kawan hutan musim gugur dan 2 lainnya pada rumput di tepi
sungai. 8 area dari area yang tidak ditemukannya siput merupakan area perkotaan
yang tidak cocok untuk tempat hidup siput karena vegetasinya telah banyak
menghilang. Dalam 90 tahun, kawasan perkotaan di Basel meningkat 500%. Tetapi
siput tersebut juga tidak ditemukan pada beberapa area yang masih cocok untuk
perkembangbiakan siput lain. 4 dari area tersebut adalah hutan gugur, tiga
adalah pinggiran sungai dan satu adalah rel kereta api. Ternyata faktor yang
mempengaruhi adalah ketinggian, siput mulai langkah pada ketinggian 274m, dan
ketinggian yang cocok adalah 420 m. tempat yang cocok untuk siput adalah tempat
dingin. Siput langkah pada area yang memiliki temperature lebih dari 29o C. ini
juga menjawab kenapa 8 area perkotaan tadi tidak terdapat siput A, karena
suhunya tinggi akibat dari banyaknya gedung dan vegetasi yang rendah.
Kemudian dilakukan percobaan untuk
mengetahui mengapa siput C. nemoralis masih
dapat hidup pada beberapa area yang siput A tidak dapat hidup. Percobaan
dilakukan dengan menetaskan telur pada berbagai suhu. Kesimpulannya bahwa telur
dari siput A lebih sensitive terhadap suhu tinggi disbanding siput C.
Jadi,
pemanasan iklim dapat menyebabkan spesies local langkah.
Komentar
Posting Komentar